Minggu, 23 November 2008

7,4 Juta Ton Kepala Udang Terbuang

tribunkaltim.co.id.TENGGARONG,JUM'AT- Sebanyak 7, 4 juta ton per tahun kepala dan kulit udang di Kutai Kartanegara (Kukar) hingga saat terbuang sia-sia dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Selama ini hanya sedikit kepala dan kulit udang diolah, itupun oleh industri rumah tangga saja. Pemanfaatan kepala dan kulit udang itu kebanyakan tersebar di Kecamatan Muara Jawa, Samboja, Muara Badak, Marangkayu, Anggana dan Sanga-Sanga atau berada di daerah yang memiliki luasan tambak yang cukup luas.

"Limbah kepala udang dan kulitnya selama ini (sebagian besar) dibuang-buang saja. Kalaupun ada yang mengolahnya, kebanyakkan masih industri rumah tangga saja. Sambilannya ibu-ibu nelayan," Kasubdin Bina Usaha Dinas Perikanan dan Kelautan Kukar AS Syaifuddin, Rabu (12/11).

tribunkaltim.co.id. Menurutnya, belum berkembangnya pengolahan limbah kepala dan kulit udang, karena produk- produk yang dihasilkan dari limbah itu kurang laku dijual. Produk-produk itu, misalnya terasi dan petis.

"Terasi dan petis yang dihasilkan industri rumah tangga di Kukar sebenarnya lebih enak dari produk-produk dari Jawa. Tapi, karena harganya lebih mahal daripada produk di Jawa. Akhirnya, produk itu kurang pembeli, masyarakat lebih memilih produk dari Jawa yang harganya lebih murah," ujarnya.

Selain terasi dan petis, bahan-bahan kimia yang terkandung di dalam kepala dan kulit udang, yakni citin dan sitosan dapat digunakan sebagai bahan pengawet dan kosmetik. "Sampai sekarang, kepala dan kulitnya dibuang saja. Sebab, belum ada yang tertarik untuk memanfaatkannya," ujarnya.(reo)

Dana Bansos 2008 segera Dibagi

sapos.co.id. TENGGARONG. Dana Bantuan Sosial (Bansos) di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBDP) Kutai Kartanegara (Kukar) 2008, tetap akan disalurkan kepada organisasi-organisasi kemasyarakatan dan pengurus tempat-tempat ibadah yang mengajukan permohonan. Organisasi kemasyarakatan mendapat Bansos 2008 adalah mereka yang lolos evaluasi dan verifikasi.

"Bansos tahun ini tidak dihapus, tetap disalurkan kepada pihak pemohon yang sudah dinyatakan layak menerima. Semua itu kan kita setujui pada APBDP 2008. Hanya memang, organisasi atau panitia pembangunan rumah ibadah yang menerima diseleksi dan disaring. Itu dilakukan untuk menghindari penyalahgunaan Bansos. Lebih penting lagi, kades (kepala desa) dan lurah harus ikut mengawasi," ujar Ketua DPRD Kukar, H Salehudin kepada Sapos, Jumat (21/11) kemarin.

Tentu saja itu menjadi kabar gembira bagi masyarakat yang sudah mengajukan permohonan Bansos. Kabarnya, di APBDP 2008 ini terdapat sekitar 3 ribu item permohonan Bansos maupun hibah, dengan total anggaran mencapai Rp92 miliar lebih.

"Karena sekarang pembagian atau pencairan dananya masih dalam proses, jadi saya imbau masyarakat bersabar," katanya lagi.

Pencarian uang Bansos itu sekarang terbilang cukup rumit dan lebih ketat dari sebelumnya. Organisasi masyarakat yang mendapatkan Bansos diwajibkan membuka rekening di bank. Karena uang akan ditransfer dari Bendahara Badan Pengelolaan Keuangan (BPKD) dan Bendahara Bagian Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) Setkab Kukar melalui bank.

"Proses pengambilan tidak seperti dulu. Organiasi penerima harus menunjukan jenis kegiatannya sesuai proposal diajukan. Pengambilan harus dilakukan ketua dan sekretaris serta bendahara. Seleksi dilakukan untuk menghindari adanya pengajuan Bansos oleh organisasi fiktif," tambah Salehudin.

Usulan Bansos yang diprioritaskan adalah pembangunan fasilitas umum dan tempat-tempat ibadah yang jelas keberadaannya. Nilai yang disetujui berkisar antara Rp5-15 juta dan lebih besar dari itu harus masuk hibah. Sedangkan Bansos beasiswa diperuntukan bagi mahasiswa Kukar, alokasinya mencapai Rp2,5 miliar. Mahasiswa yang memperoleh beasiswa adalah yang menempuh pendidikan di dalam dan di luar daerah.

Beasiswa untuk mahasiswa berprestasi dan mahasiswa dari keluarga kurang mampu. Mahasiswa berprestasi adalah mereka yang memiliki indeks prestasi (IP) 3 keatas. Sedangkan yang kurang mampu harus mendapat surat keterangan dari kelurahan atau desa setempat. Beasiswa bagi Diploma 3 (D-3) dengan etimasi bantuan sebesar Rp2-2,5 juta dan Strata 1 (S-1) dan S-2 mencapai Rp5 juta. Khusus untuk S-3 mendapat bantuan mencapai Rp10 juta. Nilai nominal beasiswa dan bantuan tersebut relatif sama dengan disalurkan lewat APBD 2004-2006.

"Bagi semua penerima, tolong dimanfaatkan Bansos tersebut dengan sebaik-baiknya. Karena tahun depan (2009, Red) Bansos akan dikurangi atau bahkan tak tertutup ditiadakan. Mengingat belanja Bansos ini kan sifatnya sunat. Jadi didahulukan semua belanja bersifat wajib dulu," kata Salehudin.(idn)


Rumah Ibadah Alakadarnya

sapos.co.id. SELAMA ini Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), telah terkenal kaya sumber daya alam (SDA) sehingga memiliki Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terbesar di Nusantara. Namun, di balik nama besar tersebut masih banyak tugas berat Pemkab Kukar, untuk membangunan kabupaten kaya ini agar lebih maju dan masyarakatnya sejahtera.

"Sabtu (8/11) sore lalu saya sempat berkunjung ke Dusun Bendang Raya di wilayah Desa Rapak Lambur, Kecamatan Tenggarong. Di kesempatan singkat tersebut sejumlah warga Bendang Raya menyampaikan aspirasi mereka, agar dusun itu segera dimekarkan jadi desa definitif. Tak lain agar pembangunan dan pelayanan pemerintah ke masyarakat, lebih merata," ujar Sekretaris Komisi I DPRD Kukar, Saiful Aduar kepada harian ini.

Tidak hanya bercakap-cakap dengan warga, Saiful juga digiring menyaksikan sejumlah fasilitas umum di dusun yang terbilang cukup tertinggal itu, kendati jaraknya tidak seberapa jauh dari Tenggarong selaku Ibukota Kabupaten Kukar. Salah satunya adalah sebuah musala yang didirikan warga secara swadaya, kondisinya sudah memprihatinkan.

"Bisa dikatakan musala kecil itu sangat tidak layak dan sudah digunakan warga hingga 2 kali bulan puasa. Melalui media ini saya menyampaikan ke pihak terkait, baik Dinas PU (Pekerjaan Umum) maupun Bagian Kesra (Kesejahteraan Masyarakat) Sekretariat Kabupaten Kukar, bisa menangani masalah tersebut. Menurut saya, Pemkab Kukar dapat memberikan hibah untuk kepentingan pembangunan sarana ibadah warga Bendang Raya itu," katanya. (idin)

Masih Ada Jalan Rusak di Anggana

sapos.co.id. MASIH sangat mudah ditemukan jalan rusak di kawasan Desa Anggana, Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara. Itu yang dikeluhkan masyarakat, padahal Pemprov sudah mengalokasikan anggaran untuk perbaikan jalan di daerah itu. Warga sebenarnya sudah senang karena Pemprov sudah memperbaiki jalan itu, tetapi yang menjadi permasalahan masih ada jalan milik Pemprov yang belum diperbaiki. Jalan yang tidak diperbaiki malah bukan jalan provinsi, tapi milik Pemkab

Perbaikan jalan yang dilakukan Pemprov hanya sampai simpang empat Anggana saja, padahal jalan yang menuju Kutai Lama masih termasuk wilayah Pemprov. Camat Anggana AKH Taufik Hidayat mengatakan, kalau jalan yang rusak itu sebenarnya memang milik Pemprov. Ia berharap dalam satu tahun setidaknya melakukan perbaikan 1 kilo di jalan milik Pemprov di wilayah Anggana.

Memang jalan yang menuju Kutai Lama tidak seluruhnya milik Pemprov, hanya sebagian saja. Sedangkan sebagiannya lagi jalan milik perusahaan. Kerusakan jalan itu memang tidak begitu parah, tapi dalam jarak sekitar 100 meter pasti ada sebuah lubang yang besarnya hampir separuh jalan, bahkan ada yang besarnya setengah jalan.

Warga sangat berharap jalan itu segera diperbaiki, agar seluruh jalan di daerah Anggana semuanya baik. Sehingga perjalanan mereka tidak terganggu. "Saya yakin seluruh warga di sini pasti sangat senang apabila jalan diperbaiki seluruhnya," kata Sumiatai warga sekitar, ditemui Sapos. (rm-1)

Rabu, 19 November 2008

Awal Tahun Depan Jembatan Kutai Lama Rampung

sapos.co.id. PROYEK pembangunan Jembatan Kutai Lama, yang menghubungkan Kelurahan Anggana dengan Kutai Lama awal tahun 2009 mendatang dipastikan rampung. Pembangunan jembatan tersebut sebenarnya sudah beberapa tahun yang lalu dimulai, tapi baru tahun ini pengerjaan jembatan tersebut dikebut.

Camat Anggana Akhmad Taufik Hidayat, yang ditemui Sapos kemarin (18/11) di kantornya, mengatakan jembatan tersebut sudah hampir selesai, sekarang tinggal tahap penyelesaiannya saja.

"Jembatan itu sudah rampung sekitar 70 persen. Sekarang yang masih dikerjakan pengecoran jalan, tahap akhir dinding pembatas, serta pemasangan pagar jembatan. Setelah pengecoran selesai, akan dilanjutkan dengan pembuatan jalan dari Anggana menuju jembatan serta dari Kutai Lama ke jembatan itu. Saat ini pembuatan jalan baru separuh. Di wilayah Anggana pembuatan jalan tinggal pertengahan saja, karena masih terhalang oleh hutan.

"Saya sangat mengharapkan jembatan itu cepat selesai, jadi kalau saya mau pulang ke rumah tidak perlu naik kapal penyebrangan lagi, " kata Fadhli, seorang warga Kutai Lama, ditemui Sapos kemarin.

Diharapkan jembatan itu akan memudahkan warga sekitar, baik warga Anggana yang ingin ke Kutai Lama atau sebaliknya. Para warga yang tinggal di Kutai Lama sangat mengarapkan jembatan itu cepat selesai, terutama pelajar yang tinggal di sana. Pasalnya semua pelajar Kutai Lama bersekolah di Anggana. Banyak juga pemuda di Kuati Lama kuliah di Samarinda, jadi kalau jembatan jadi mereka dapat menghemat waktu perjalanan.

Kini yang mesti di pikirkan oleh pemerintah Kukar kedepannya adalah, setelah pembangunan jembatan rampung bagaimana nasib warga yang mencari nafkah dari hasil meyeberangkan para warga dari Anggana ke Kutai Lama atau sebaliknya. Otomatis dengan adanya jembatan itu, warga tidak lagi menggunakan jasa feri penyeberangan. (rm-1)

Senin, 20 Oktober 2008

Distribusi Air PDAM Lancar

Sapos.co.id. SEJAK tahun 2001 lalu, masyarakat Kecamatan Anggana sudah mendapat pasokan air bersih. Bahkan, setelah dibangun tahun 1998 dan mulai beroperasi 2001 lalu, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kecamatan Anggana mengaku sudah mendistribusikan air bersih pada sekitar 1.200 pelanggan di 3 desa, yaitu Desa Anggana, Sungai Mariam dan Sidomulyo.

Air baku yang didistribusikan kepada warga tersebut berasal dari Sungai Mahakam. Kemampuan mesin pompa yang dimiliki PDAM, mampu memproduksi air sebanyak 20 liter perkubik. Sementara harga satu liter perkubiknya mencapai Rp2.750.

Menurut Pelaksana Operator Produksi PDAM Kecamatan Anggana, M Zachroni, selama ini pihaknya tidak begitu mengalami banyak permasalahan dalam proses pendistribusian. Kalau ada, itu hanya mati air sesaat yang diakibatkan pipa bocor atau mampetnya penyedot air di Sungai Mahakam.

"Kualitas air yang kami olah sampai sekarang belum mendapat komplain dari masyarakat. Memang air kadang keruh, itu terjadi karena endapan di dalam pipa. Hal itu kami anggap biasa dan bisa diatasi oleh konsumen sendiri," ungkap Zachroni.

Ditambahkannya, jika air PDAM sedang keruh, warga hanya tinggal menyalakan air terus menerus selama 5 menit. Setelah itu warna air kembali normal. Zachroni mengaku, terkadang air keruh tidak bisa dihilangkan. Itu terjadi saat musim kemarau yang mengakibatkan air sungai berwarna merah. Tapi dengan warna air seperti itu tidak berpengaruh terhadap kesehatan tubuh para konsumen. (rm-4)

Pasar Malam Perlu Diperhatikan

Kesadaran Pedagang dan Pengunjung Dinilai Kurang

Sapos.co.id. KEBERADAAN pasar malam di Desa Sungai Mariam, Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mendapat sorotan tajam dari masyarakat setempat. Saat siang hari, kondisi pasar malam yang terletak di Jl Bhayangkara tersebut terlihat seperti pasar kumuh. Sehingga kawasan dikatakan tidak enak dipandang.

Warga meminta agar pihak kecamatan dan pengurus desa segera membenahi kawasan tersebut. Jangan sampai, kawasan tersebut malah bisa dikatakan sebuah nilai buruk bagi Desa Sungai Mariam. Pasalnya kawasan ini merupakan salah satu daerah yang berkembang.

"Seharusnya pasar malam di sini ditata dengan baik. Jangan sampai malah terbengkalai seperti itu. Terutama siang hari, pasar malam tersebut bisa dilihat dengan jelas kondisinya," ungkap Murjani, warga setempat.

Dikatakannya lagi, kesadaran pedagang yang menggunakan petak-petak di daerah tersebut dinilai kurang. Setelah menggelar dagangannya, pasar malam tersebut malah ditinggal pergi. Sehingga sampah-sampah bekas dagangan berserakan di sepanjang petak-petak tersebut.

Selain itu, kondisi petak dagangan juga terlihat sudah kumuh. Itu lantaran pedagang yang menggunakan petak tersebut tidak bisa merawat dengan baik. Beberapa petak sudah terlihat reyot dan nyaris roboh. Belum lagi kondisi sekitar seperti tidak terawat, rumput menjadi panjang. Juga parit yang kotor akibat tumpukan sampah yang dibuang pengunjung dan pedagang.

"Kalau tidak ada perhatian khusus dari aparatur pemerintahan yang berwenang di daerah ini, akan menyebabkan kawasan ini seperti daerah kumuh. Tentunya kita tidak mau Desa Sungai Mariam dikategorikan kawasan kumuh," cetus Murjani lagi. (rm-4)

Perahu Penyeberangan Jadi Alternatif Warga

Akibat Mangkraknya Pembangunan Jembatan Kutai Lama

Sapos.co.id. KEBERADAAN jembatan bagi daerah yang dipisahkan oleh sebuah sungai sangat vital perannya. Pasalnya, dari situlah arus lalu lintas dari satu daerah ke daerah lainnya berjalan. Begitu juga seperti yang terjadi di Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

Arus lalu lintas dari Desa Sidomulyo menuju Kutai Lama terpaksa dilakukan menggunakan perahu penyeberangan. Kondisi Jembatan Kutai Lama yang rencananya akan dijadikan penghubung dua desa tersebut mangkrak. Tak ada aktivitas pembangunan di jembatan tersebut.

Untuk menyeberangi sungai, warga terpaksa menggunakan perahu penyeberangan yang beroperasi selama 24 jam nonstop dengan tarif berbeda-beda. Tarif penyeberangan untuk sepeda motor, warga harus mengeluarkan uang Rp4.000, sedangkan untuk mobil dikenakan tarif Rp13.000. Namun, bagi pejalan kaki tidak dikenakan biaya.

"Mau tidak mau kita harus menggunakan perahu untuk menyeberang, meskipun harus membayar. Soalnya tidak ada jembatan di daerah ini, satu-satunya fasilitas penyeberangan yang ada hanyalah perahu penyeberangan yang terus beroperasi 24 jam nonstop," ungkap Sulaeman, warga Desa Sungai Mariam.

Ia mengeluhkan soal mangkraknya Jembatan Kutai Lama yang bertahun-tahun tidak kunjung selesai. Apalagi, warga Kecamatan Anggana sangat berharap jembatan tersebut segera selesai guna memperlancar arus lalu lintas. Sehingga warga tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk menyeberang ke Desa Kutai Lama.

"Seharusnya pemerintah bisa lebih peka terhadap kondisi daerah yang letaknya jauh dari kota seperti ini. Jangan malah, pembangunannya diabaikan begitu saja," cetusnya lagi. (rm-4)

Kamis, 16 Oktober 2008

Masalah SDM dan Infrastruktur Jadi Sorotan

Saat Debat Kandidat Kades Anggana
sapos.co.id.RATUSAN warga Desa Anggana, Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara memadati Gedung Serbaguna Desa yang terletak di Jl Masjid, kemarin malam, untuk menyaksikan debat kandidat calon Kepala Desa (Kades) Anggana periode 2008 - 2013. Debat kandidat itu adalah rangkaian kegiatan pemilihan kepala desa (Pilkades) sebelum tahap pencoblosan yang rencananya digelar 20 Oktober mendatang. 5 calon yang ikut dalam debat tersebut adalah Adi Kusnawan, Botri Suwondo, Wagimin, Nordiansyah, Eka Sri Rahayu.

"Kegiatan ini kami laksanakan untuk menguji pemikiran kritis dari para calon, di hadapan masyarakat, agar tidak salah pilih. Walaupun bukan jaminan," ungkap Ketua Pilkades Dadi Wahab SPd MM kepada Sapos.

Dalam debat kandidat tersebut, selain pemaparan visi dan misi. Para calon juga diberikan kesempatan untuk saling beradu argumentasi terhadap visi dan misi yang telah dipaparkan. "Ini merupakan tahap awal ujian bagi para calon sebelum mereka duduk di bangku kepala desa. Pertanyaan yang diberikan merupakan permasalahan dan harapan yang harus bisa diselesaikan," lanjut Dadi.

Secara umum, permasalahan utama yang menjadi sorotan tajam mengenai sarana infrastruktur, pendidikan, dan pengangguran. Ketiga hal tersebut, saat ini memang menjadi kendala, khususnya di Desa Anggana.

"Kekayaan alam Desa Anggana sangat luar biasa, hal itu dapat dilihat dengan beberapa perusahaan tambang dan migas yang ada. Tetapi pembangunan di daerah ini sangatlah jauh tertinggal jika dibandingkan dengan daerah lain, hal inilah yang harus ditemukan jawabannya oleh semua kandidat yang ada," ucap salah seorang warga Anggana.

Diakhir kegiatan panitia menggelar kegiatan penyampaikan ikrar bersama para calon untuk dapat menjaga suasana kondusif, yang selama ini sudah tercipta di Desa Anggana, serta siap untuk menerima kekalahan.

"Siapa pun yang nantinya terpilih adalah putra-putri terbaik desa ini, jadi tidak ada lagi yang dapat dipermasalahkan. Saya yakin walaupun kami berbeda visi dan misi, namun tetap satu tujuan yakni membangun dan membawa desa tercinta ini kearah yang lebih baik," imbuh Wagimin, salah seorang calon kades. (rm-4)

Selasa, 07 Oktober 2008

Semenisasi Jalan Disambut Warga Desa Anggana

Harapkan Pemeliharaan juga Diperhatikan
sapos.co.id.KONDISI jalan rusak, mulai dari berlubang, berlumpur dan berdebu yang selama ini menjadi keluhan warga Kecamatan Anggana, khususnya mereka yang berada di Jl Manunggal, Desa Sungai Mariam, Kukar, sejak satu minggu yang lalu sudah bisa bernafas lega. Pasalnya, dalam beberapa minggu terakhir sudah dilakukan semenisasi.

Tak ada lagi hujan debu yang selama ini sangat dikeluhkan warga. Jalan yang menghubungkan antara RT 10, 11 dan 12 tersebut sudah mulus.

"Kami berterima kasih atas pembangunan jalan ini, karena hal ini memang telah lama kami keluhkan," kata Ariani, salah seorang warga Jl Manunggal.

Menurut Ariani, pembangunan jalan tersebut masih ada kekurangan, yaitu tidak adanya drainase di kanan-kiri jalan, sehingga akan mempengaruhi ketahanan jalan tersebut.

"Kami sih mengharapkan agar jalan ini dilengkapi dengan parit, jadi kalau hujan ada saluran airnya. Kalau airnya mengendap di situ saja, jalannya akan cepat hancur," lanjut Ariani.

Dikatakannya lagi selain pembangunan drainase, warga juga sangat mengharapkan agar jalan yang sudah dibangun tersebut diperhatikan perawatannya, karena hal itu juga sangat berpengaruh terhadap ketahanan jalan.

"Sebenarnya membangun itu lebih mudah dari memelihara, semoga pemerintah dapat lebih memperhatikan hal ini. Untuk membangun satu jalan, tentunya tidak sedikit dana yang dibutuhkan, karena itu bangunan yang sudah ada hendaknya sangat diperhatikan perawatannya," imbuh Ariani.

Pembangunan beberapa jalan di kawasan Kecamatan Anggana, diharapkan warga akan menjadi titik terang terhadap pembangunan beberapa infrastruktur lain yang saat ini sangat dibutuhkan warga, misalnya pasar dan terminal.

"Kecamatan Anggana adalah daerah kaya, karena itu harapan kami untuk majunya pembangunan di kawasan ini tidak pernah putus. Toh apa yang kami harapkan bukan milik orang, tapi milik kami sendiri," cetus Ariani. (rm-5)

Sabtu, 27 September 2008

Jalan di Desa Sidomulyo Mulai Diperbaiki

Sapos.KONDISI jalan rusak selama ini menjadi salah satu keluhan warga Desa Sidomulyo, perlahan tapi pasti mendapat perhatian dari pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Hal ini seperti yang terlihat di Jl Usaha Tani, RT 11, Dusun 2.
Menurut Kepala Desa Sidomulyo, melalui Kapala Urusan (Kaur) Umum, Guntur Praboyono saat ditemui di ruang kerjanya kemarin, bahwa sejak dua minggu lalu, tumpukan bahan material sepanjang jalan rusak tersebut mulai terlihat. Dikatakannya lagi bahwa dengan perhatian pemerintah itu, merupakan berita gembira bagi semua warga Sidomulyo, khususnya para petani yang memiliki lahan pertanian di Lahanusa II

"Yang jelas ini adalah berita gembira bagi semua warga Sidomulyo, semoga hal ini dapat menjadi awal majunya pembangunan di kawasan ini," lanjutnya.

Permohonan perbaikan jalan di kawasan itu, menurut Guntur, sebenarnya sudah beberapa kali disampaikan, yang terakhir pada akhir 2007 lalu. Permohonan perbaikan jalan dimaksudkan selain untuk mempermudah akses darat, juga untuk mengefektifkan beberapa lahan tidur yang ada di kawasan Lahanusa II.

"Jalan ini (Jl Usaha Tani, Red) merupakan jalan penghubung satu-satunya menuju Lahanusa II. Namun akibat jalan yang rusak, petani banyak yang meninggalkan lahannya di sana, sehingga sangat mempengaruhi hasil panen di desa ini," tandasnya.

Oleh pemerintah Kukar, jalan sepanjang 800 meter tersebut, dianggarkan sebesar Rp90 juta. "Kalau surat pemberitahuannya sudah kami terima dari kecamatan, dan mengenai besaran dananya juga telah dicantumkan di pemberitahuan tersebut," imbuhnya.

Selain pembangunan jalan, juga dilakukan beberapa perbaikan dan pembangunan infrastruktur lainnya, seperti perbaikan tempat ibadah, perbaikan sekolah, pembangunan pagar kantor desa, pengadaan beberapa unit komputer untuk kantor desa, dan lainnya.

"Walaupun lama menanti, namun kini warga dan segenap perangkat Desa Sidomulyo mulai dapat bernafas lega. Semoga pembangunan ini dapat terus berkelanjutan," cetusnya.

Ditemui di tempat terpisah, Usman, salah seorang warga Sidomulyo, mengungkapkan bahwa pembangunan infrastruktur di kawasan tersebut memang sudah selayaknya diadakan, mengingat hal itu menjadi kebutuhan utama dan mendesak bagi warga.

"Sebenarnya ini memang sudah menjadi hak kami. Di kawasan ini banyak perusahaan tambangnya, kemana hasilnya selama ini, ya ibarat kata kami ini ayam yang mati dalam lumbung padi," papar Usman. (rm-5)

Kamis, 21 Agustus 2008

PERINGATAN HUT KE 63 RI DI ANGGANA










Dalam rangka memperingati HUT ke 63 Proklamasi Kemerdekaan RI, pada tanggal 17 Agustus 2008 di Lapangan MTQ Desa Anggana diselenggarakan Upacara Pengibaran dan Penurunan Bendera. Upacara dipimpin langsung oleh Camat Anggana Akh.Taufik Hidayat,SIP. Walaupun hujan, upacara berlangsung dengan hikmat dan dimeriahkan pula oleh marching band dari Sekolah Dasar dan SMP yang ada di Anggana.

Kamis, 14 Agustus 2008

KANTOR CAMAT ANGGANA

Kantor Camat Anggana sebelum direnovasi (2007)

WEBBLOG KECAMATAN ANGGANA


Sebagai sebuah upaya untuk memperkenalkan Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara, maka dibuatlah sebuah webblog ini, selain itu webblog ini juga dipergunakan untuk menginformasikan kegiatan-kegiatan pemerintahan dan masyarakat. Semoga bermanfaat.