Air baku yang didistribusikan kepada warga tersebut berasal dari Sungai Mahakam. Kemampuan mesin pompa yang dimiliki PDAM, mampu memproduksi air sebanyak 20 liter perkubik. Sementara harga satu liter perkubiknya mencapai Rp2.750.
Menurut Pelaksana Operator Produksi PDAM Kecamatan Anggana, M Zachroni, selama ini pihaknya tidak begitu mengalami banyak permasalahan dalam proses pendistribusian. Kalau ada, itu hanya mati air sesaat yang diakibatkan pipa bocor atau mampetnya penyedot air di Sungai Mahakam.
"Kualitas air yang kami olah sampai sekarang belum mendapat komplain dari masyarakat. Memang air kadang keruh, itu terjadi karena endapan di dalam pipa. Hal itu kami anggap biasa dan bisa diatasi oleh konsumen sendiri," ungkap Zachroni.
Ditambahkannya, jika air PDAM sedang keruh, warga hanya tinggal menyalakan air terus menerus selama 5 menit. Setelah itu warna air kembali normal. Zachroni mengaku, terkadang air keruh tidak bisa dihilangkan. Itu terjadi saat musim kemarau yang mengakibatkan air sungai berwarna merah. Tapi dengan warna air seperti itu tidak berpengaruh terhadap kesehatan tubuh para konsumen. (rm-4)